MAKASSAR, IniNews – Hasil survey pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 02, Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi mengagetkan sejumlah kalangan karena trend kenaikan jumlah survey tersebut drastis dan menempatkan posisi mantan Bupati Sinjai itu ke posisi ke dua.
Survey yang dirilis oleh Insert Institute yang dilakukan secara tatap muka dengan metode random atau stratified random sampling dengan sampel 2.400 responden di 15 kecamatan. Toleransi kesalahan atau margin of error +/- 2% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi mendapat hasil survey 30,5% mengalahkan paslon nomor urut 02 Indira Yusuf Ismail-Ilham Fauzi A.Uskara diangka 17,7% dan paslon nomor urut 04 Amri Arsyid-Abd Rahman Bando yang konsisten diangka 4% saja. Akan tetapi, Pasangan berjuluk SEHATI tersebut lagi-lagi harus pasrahdengan trend positif pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham dengan nilai 39,2%.
Dari hasil survey Andi Seto Asapa, ada kisah menarik yang diungkap oleh eks Wakil Bupati Sinjai Andi Kartini Ottong tentang kegagalan mantan Bupati Sinjai satu periode tersebut.
Calon Bupati Sinjai 2024 itu mengungkap semasa ia bertugas di Bumi Panrita Kitta saat itu. Andi Kartini Ottong terpaksa harus bekerja di luar dari kewenangannya sebagai orang nomor dua dilingkup Pemkab Sinjai.
Ia banyak menerima laporan juga keluhan masyarakat tentang sejumlah program yang dicetuskan oleh Andi Seto Asapa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kartini bilang kalau ia terpaksa menyelesaikan berbagai masalah seperti stunting, kemiskinan bahkan fenomena banjir di dalam kota sekalipun dia terima laporannya.
Dalam cuplikan Podcast CJS (Cerita Jurnalis Sukriansyah) Andi Kartini Ottong menceritakan dirinya banyak menemui keluhan-keluhan masyarakat yang ia temui saat berkunjung ke beberapa lokasi dalam kesempatannya.
“Alhamdulillah banyak hal yang saya perbuat termasuk persoalan Stunting koordinatornya adalah Wakil Bupati. Persoalan kemiskinan Wakil Bupati ya persoalan pengawasan di luar adalah Wakil Bupati sehingga saya mengambil peran itu,” kata Andi Kartini.
“Saya banyak berkunjung ke warga, apabila ada laporan dari warga masyarakat ada yang tidak mampu, kesulitan saya selalu berada di tengah-tengah masyarakat,” akunya dalam podcast CJS di akun TikTok @sahabatuki
Selain itu, ia mengatakan sejak ia diberikan keleluasaan mengurus persoalan Stunting akhirnya Kabupaten Sinjai mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat.
Untuk persoalan banjir di Kabupaten Sinjai khususnya di tengah kota dan masih terjadi sejak dulu hingga sampai dirinya pensiun menjadi Wakil Bupati pun harus ia memutar otak untuk mencari solusi terbaik karena terus dikeluhkan oleh warga.
“Terus banjir yang sampai setiap saat bahkan masih sampai sekarang (terjadi) ini juga menjadi solusinya,” ungkapnya.
“Persoalan sampah juga ini mudah-mudahan dalam waktu dekat dan apabila saya diberikan amanah oleh Allah SWT inilah yang menjadi prioritas kami nanti,” pungkas Andi Kartini Ottong.
Atas pengakuan Andi Kartini Ottong, kesuksesan Andi Seto Asapa yang sering ia pamerkan di warga Kota Makassar saat ini patut juga dipertanyakan oleh publik. Sebab, politisi muda dari Partai Gerindra itu masih kerap mendapat kritikan banyak warga asli dari Kabupaten Sinjai.
Beberapa program yang diduga belum kelar dikerjakan oleh Andi Seto Asapa itu seperti satu Ambulance satu desa (27 unit dari 67 desa), Sumur Resapan (ketika banjir), penanganan Stunting, pemberantasan kemiskinan, infrastuktur jalan di berbagai desa di kecamatan bahkan paling parah berada di Sinjai Barat.
Paling parahnya itu ada keluhan dari warga masyarakat Kepulauan Sembilan. Andi Seto Asapa sewaktu masa kampanye banyak menjanji sejumlah pelayanan termasuk perbaikan masjid, dermaga dan bantuan renovasi rumah tak kunjung ia tepati.
Menurut sejumlah video yang viral di sejumlah akun TikTok menunjukkan pengakuan warga yang hanya sekali bertemu dengan Andi Seto Asapa lalu diberikan janji setelah itu tak kunjung mendapat solusi dari Pemkab Sinjai yang dipimpin oleh anak Rudianto Asapa tersebut.
Dari penelusuran kami, 36 program Andi Seto Asapa ketika sudah menjadi Bupati Sinjai saat itu kini belum diketahui nasibnya. Sebab, program tersebut diduga tak lagi bisa dikerjakan oleh Pemkab Sinjai setelah ditinggal Andi Seto Asapa ke Kota Makassar.