BeritaSosial

Sosok Haji Isep, Dermawan Sukabumi yang Pernah Menikah Hingga 28 Kali

Tim Redaksi
65
×

Sosok Haji Isep, Dermawan Sukabumi yang Pernah Menikah Hingga 28 Kali

Sebarkan artikel ini

"Orang pasti banyak berpikiran negatif, pasti ini tukang kawin gitu lah, tapi kalau orang sudah tahu siapa saya, kenapa saya suka menikah, bila perlu tanya ke istri tua saya," ucap Isep.

Haji Isep bersama kedua Istrinya, (Dok H Isep Dadang Sukmana)
Haji Isep bersama kedua Istrinya, (Dok H Isep Dadang Sukmana)

Sukabumi, ININEWS – Nama Haji Isep (60) dari Sukabumi, Jawa Barat belakangan ini viral di sosial media. Sosok yang menarik perhatian karena membantu bangunkan rumah seorang bernama Ato (51) secara cuma-cuma.

Profil Haji Isep juga kini banyak dicari karena statusnya yang pernah menikah hingga 28 kali atas izin dari istri pertamanya.

Nah, bagaimana sebenarnya sosok bernama asli Haji Isep Dadang Sukmana yang kini fenomenal itu? Simak ulasannya berikut ini.

Sosok H. Isep Dadang Sukmana mulai jadi sorotan publik setelah menolong Ato (51) warga Kampung Mekarjaya, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Diketahui, Ato viral di berbagai platform media sosial lantaran menghuni rumah gubuk bersama dua anaknya berinisial S (12) dan A (10).

H. Isep Dadang Sukmana menjadi dermawan tunggal yang membangunkan rumah layak huni untuk Ato.

Usut punya usut, H. Isep Dadang Sukmana ini bukan orang sembarangan, namanya hampir dikenal oleh seluruh warga di Pajampangan.

H. Isep ternyata merupakan seorang pebisnis hotel. Bahkan ia juga memiliki beragam bisnis di bidang lain.

Ia merupakan warga Kampung Pasirpulus RT 24 RW 08, Kelurahan/Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi.

H. Isep mengaku pernah menjadi orang susah hingga dihina orang lain, sebagaimana dikutip dari TribunJabar.

Puluhan tahun silam, ia tidak memiliki apa-apa, kala itu ia bekerja serabutan, mulai jadi tukang ojek hingga pernah menjadi kondektur bus.

“Perjuangan saya, dulu saya sebagai tukang ojek dan saya dulu jadi kondektur bus, dulu saya sering dicaci, dihina oleh orang-orang yang mampu,” kata Isep kepada Tribun di rumahnya, Senin (22/4/2024).

“Saya sama istri dulu pengen rumah saja dulu ukuran cuma bisa satu kamar aja bisa teduh, tengah malam saya abis ngojek beli batu, bahan, sampai bisa bikin rumah kalau gak salah ukuran 3×3 meter,” ucap Isep.

Bahkan, Isep dan istrinya dulu sampai bekerja berdua mendirikan rumah untuk dihuni bersama.

Singkat cerita, setelah mengalami kesusahan, H. Isep mulai berbisnis kecil-kecilan dengan mengkreditkan spare part sepeda motor kepada tukang ojek di Pajampangan.

“Dulu ojek itu yang terdaftar untuk kreditan saya sampai 500 motor untuk di wilayah Pajampangan ini, dulu kan zamannya ojek. Temen-temen ojek saya itu semua kredit spare part motor di saya,” ujar Isep.

Pebisnis Segala Bidang

Setelah merintis bisnis dengan kredit spare part sepeda motor, Isep mengalami peningkatan penghasilan hingga mampu membuka toko sembako.

Dari sana, Isep pun merintis berbagai bisnis lain, mulai dari membangun hotel, bisnis entertainment, mendirikan wedding organizer (WO).

Isep mengaku, bisnisnya mulai menggeliat di tahun 2000 silam hingga meraih kesuksesan sampai sekarang.

“Dari situ ada peningkatan, saya bisa buka toko sembako dan sebagainya, terus ada bisnis-bisnis yang lain dan alhamdulillah bisa berkembang sampai saya bisa membangun hotel juga,” tutur Isep.

Pendapatan Ratusan Juta

Dari berbagai bisnis yang ia geluti, kehidupan Isep pun berubah 180 derajat.

Bagaimana tidak, Isep yang dulu penghasilan sangat minim, saat ini mampu meraup penghasilan ratusan juta dari berbagai bisnisnya itu.

Isep mengaku, penghasilannya dari Hotel Mahessa di Jampangkulon yang ia rintis saat ini bisa mencapai Rp 100 juta perbulan.

Jika dihitung, penghasilan Isep lebih dari Rp 100 juta, karena ia masih memiliki omset dari penghasilan sembako, WO, entertainment dan bisnis lain.

“Alhamdulillah penghasilan sebulan cukup, jujur kalau penghasilan saya dari perhotelan saja lebih dari 100 juta sebulan, belum dari WO juga, dari dekorasi, belum dari entertainment dan sebagainya,” urai Isep.

“Saya bisa katakan itu cukup untuk pribadi saya. Saya tidak pernah gengsi, apa pun saya lakukan, yang penting halal,” katanya.

Punya Banyak Istri

Tak hanya soal harta yang serba berkecukupan setelah berbagai bisnisnya sukses.

Isep pun di kalangan masyarakat Pajampangan terkenal sebagai “tukang kawin”. Sudah puluhan perempuan ia nikahi.

Ia mengaku sampai 28 kali menikah, hal itu ia lakukan karena menolong istri-istrinya ketika itu yang kerap disakiti oknum pejabat.

“Orang pasti banyak berpikiran negatif, pasti ini tukang kawin gitu lah, tapi kalau orang sudah tahu siapa saya, kenapa saya suka menikah, bila perlu tanya ke istri tua saya,” ucap Isep.

“Makanya istri tua saya selalu mengizinkan saya menikah lagi, karena saya sama istri saya yang muda-muda itu selalu disakiti, istri muda saya itu selalu disakiti sama oknum-oknum pejabat,” katanya.

Namun, setelah Isel menunaikan ibadah haji, kini ia hanya menyisakan dua istri, yakni istri tuanya bernama Dedah Haryati dan istri mudanya bernama Eva Novianti.

“Tapi alhamdulillah setelah pergi ke tanah suci saya punya niat saya tidak akan menikah lagi, sekarang cukup dua saja. Alhamdulillah 2 ini tidak ada permasalahan, selalu baik, kalau satu rumah satu rumah, satu kamar, saya ke tanah suci juga dibawa dua-duanya,” ujar Isep.

Alasan Menolong Ato Bangun Rumah

Dari kisahnya dulu yang hidup susah, menjadi landasan H. Isep Dadang Sukmana menolong Ato yang menghuni rumah bak gubuk bersama dua anaknya.

Awalnya, Isep melihat video Ato viral, hingga ia langsung tergerak untuk menolong Ato.

“Setelah lihat video itu saya langsung tanyakan ke rekan-rekan dan itu saya respect, waktu itu kalau gak salah hari Jumat langsung saya datangi dan langsung saya kirim bahan-bahan untuk langsung membangun kembali rumahnya,” kata Isep.

“Niat saya, kalau saya jadi orang yang mampu saya ingin bantu kepada orang-orang yang kurang mampu, karena dulu saya pernah ngojek ongkos cuma 100 rupiah, ada yang ngasih 150 rupiah itu senang banget,” jelasnya.

Berkaca dari pengalamannya dulu, Isep pun kini tak segan-segan membantu semua orang yang membutuhkan ulurannya, termasuk Ato.

“Jadi saya merasa tersentuh, jadi kalau dibantu oleh kita, jadi kaya mereka itu senang, saya sering kunjungi orang-orang yang gak mampu, santuni anak-anak yatim, sering kunjungi pesantren-pesantren, karena dulu saya mengalami seperti itu,” tutur Isep.

Diketahui, Ato dibangunkan oleh Isep rumah berukuran 6×6 meter.

Dari desain yang terlihat, bangunan itu terdiri dari satu kamar tidur, ruang tamu, satu kamar mandi, dapur dan teras.

Menariknya, Isep tidak menghitung biaya pembuatan rumah untuk Ato.

Tak hanya buatkan rumah baru, Ato dan kedua anaknya juga dibawa berlibur dan menginap di hotel Mahessa milik Isep selama pembangunan rumah berlangsung.

Karena rumah bak gubuk yang dulu dihuni Ato telah dirubuhkan.

“Saya tidak mau, saya tidak mau mencatat habis berapa, habis berapa ya, jadi biar lupa, anggap saja tidak pernah memberi, jadi saya gak mau habis sekian juta sampai orang tahu, saya tidak memikirkan habis berapa, habis berapa, saya juga tidak minta bantuan ke siapa-siapa,” kata Isep.

“Saya hanya minta doa supaya saya lancar usahanya, biar sukses, supaya biar cepat menyelesaikan pembangunan tersebut, karena kasian pak Ato, supaya cepat meninggali rumah barunya,” ucapnya.

Dukungan Kedua Istri

Isep mengatakan, suport dari kedua istrinya menambah ia semangat untuk selalu menebar kebaikan.

Kedua istrinya tidak pernah protes ketika Isep menghambur-hamburkan uang untuk menolong orang yang tidak mampu.

“Anak, sama dua istri saya semua mendukung, jadi buat bapak (saya) semangat, alhamdulillah anak istri saya mendukung.”

“Mereka selalu mendukung dalam saya berbuat kebaikan, menikah lagi istri saya juga mendukung, apalagi berbuat baik, jadi istri saya selalu mensuport,” kata Isep, sesekali berguyon.

“Jadi tidak pernah ada yang larang saya hambur-hamburkan uang untuk berbuat baik,” jelasnya.

Ternyata, Isep kerap menyantuni anak yatim setiap minggunya, bahkan ia juga kerap mendatangi pesantren-pesantren untuk membawa bantuan kebutuhan di pesantren.

“Setiap minggu itu saya suka ada Jumat berkah santunan anak yatim, jompo, saya juga suka kunjungan ke pesantren, kadang ada yang 3 minggu sekali,” katanya.

Pria 60 tahun ini ternyata juga merupakan Ketua Umum Yayasan Forum Silaturahmi Barisan Benteng Pajampangan (YFSBBP).

Isep pun selalu menekankan kepada anggota yayasan dan anak buahnya dalam bisnis untuk selalu berbuat baik.

“Saya juga kan punya organisasi dan selalu menekankan ke anggota, anak buah saya untuk selalu menyantuni anak yatim. Saya tekankan juga ke anak buah, ke pengurus dan anggota saya untuk tidak berbuat radikal dan untuk terus berbuat kebaikan,” ujarnya. [*]