ININEWS – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) telah memasuki usia ke-69. Semakin matang dengan terobosannya. Bagi penulis, terobosan ‘berkelas’ IAI ialah aplikasi SIAP. Sistem layanan organisasi berbasis web secara online.
SIAP menyatukan seluruh apoteker dengan dokumentasi sangat baik. SIAP mampu menyelesaikan masalah administrasi apoteker di Indonesia. Ke depannya, SIAP perlu dikembangkan lebih jauh sebagai pusat semua layanan anggota.
Di hari bahagia ini, penulis akan menyampaikan 4 Pesan Cinta IAI yaitu:
Pertama, IAI memperkuat kolaborasi dengan APTFI.
Dengan SIAP, apoteker terdata dengan baik di Indonesia. Dengan SIAP, kampus dapat mengetahui lokasi alumninya dan tempatnya berpraktik. Saat ini, apoteker yang mendapatkan nomor anggota sudah diangka 110-ribuan. Lulusan apoteker setiap tahunnya sekitar 8.000 orang.
Jika semua lulusan baru terdata dengan baik di SIAP, maka akan memudahkan IAI dan APTFI untuk mengatur persebaran apoteker di Indonesia sesuai kebutuhan masyarakat dalam suatu wilayah. Bagi penulis, masalah utama yang dihadapi saat ini ialah perlunya mengatur persebaran apoteker di Indonesia.
Kedua, IAI menyusun Peta Jalan Pengembangan Organisasi hingga Indonesia Emas 2045.
Visioner. Mengerti masalah, lalu menatap masa depan dengan baik. Anggota perlu memiliki kesamaan dalam berpikir dan bergerak. Anggota perlu menatap masa depan bersama. Organisasi perlu bergerak terus maju untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
Hari ini, menjadi moment yang sangat tepat untuk merenung sejenak. Memikirkan arah, gerak, strategi dan capaian organisasi. Penulis sangat mengharapkan agar para ‘senior’, dewan penasihat, dewan pakar, pengurus inti baik level PP/PD/PC/seminat dan Perhimpunan untuk menginisiasi Penyusunan Peta Jalan Pengembangan IAI.
Meliputi: jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, hingga 2045. Peta ini, tidak hanya menjadi petunjuk untuk jalan bersama, tetapi lebih dari itu, akan menjadi strategi jitu dalam mencapai tujuan organisasi yang lebih besar.
Ketiga, IAI Mandiri secara organisasi.
Organisasi sangat berpotensi untuk menjalankan berbagai unit usaha secara profesional. PP dapat membangun unit usaha berjejaring dengan PD, PC bersama himpunan seminat/perhimpunan.
Sebutlah satu contohnya: menjalankan usaha Apotek IAI, di mana ada satu apotek setiap provinsi. Maka pengelolaan apotek tersebut dapat menjadi ‘role model’ untuk apotek lainnya. Tentu, akan meningkatkan citra apoteker di masyarakat.
Keempat, IAI membangun organisasi berkarakter.
Pengurus dan anggota memiliki ‘karakter kuat dan khas’ sebagai apoteker. Bidang organisasi PP dapat merumuskan lebih detail, karakter khas apa yang perlu dimiliki apoteker dalam berorganisasi.
Belajar dari banyak peristiwa, organisasi yang berkarakterlah yang mampu sukses dengan pencapaian yang besar. Organisasi perlu dibentuk dengan perilaku yang berkarakter.
Hemat penulis tentang karakter, pemimpin IAI (pengurus di level PP/PD/PC/seminat dan perhimpunan) sebagai ‘driver’ wajib berperilaku efektif dalam mencapai tujuan organisasi dengan mengacu ke peta jalan organisasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Pemimpin memiliki ‘ide yang menggerakkan’, memiliki strategi yang mampu memotivasi. Pemimpin menjadi role model dan sumber inspirasi anggota untuk bergerak lebih jauh dan lebih baik.
Nah, bagaimana dengan anggota IAI? anggota sebagai ‘passenger’ juga perlu dibangun menjadi anggota yang berkarakter agar menjadi ‘good passengers’.
Membangun pola pikir lebih matang dalam IAI. Aktif berkontribusi. Setiap ada kegiatan IAI, jadilah anggota yang kehadirannya selalu dirindukan. Jika hadir, manfaatnya terasa.
Soalnya, hanya persoalan waktu saja, hari ini sebagai ‘passenger’, maka hari esok, bersiaplah sebagai ‘driver’ dan sebaliknya.
Pada akhirnya, kita akan sadar bahwa IAI akan bergerak lebih jauh dan lebih baik, jika pondasinya dibangun kuat dengan semangat kebersamaan, kesamaan pikir dalam bergerak oleh seluruh anggota.
IAI membangun dari bawah, memulai dari anggota yang berkarakter.
Selamat Milad IAI ke-69,
IAI-ku selalu di hati.
Kami bangga sebagai Apoteker.
