BudayaEnsiklopediaOpini

Budaya dan Nasib Para Pelaku Budaya

Icam
12
×

Budaya dan Nasib Para Pelaku Budaya

Sebarkan artikel ini

Mahasiswa Magister Ilmu Antropologi Universitas Hasanuddin

Opini, IniNews – Oleh: Muhammad Iqbal

Mahasiswa Magister Ilmu Antropologi Universitas Hasanuddin

 

Dalam kehidupan sehari-hari manusia di tuntut untuk senangtiasa mengatahui segala sesuatu yang sifatnya fundamental, karena dari yang mendasar bisa mengantarkan manusia untuk mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Pendidikan tidak hanya mendukung pembelajaran akademis, tetapi juga mendukung pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kemampuan interpersonal yang memungkinkan individu untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Pendidikan dan Budaya merupakan aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia modern. Tujuan Pendidikan dan Budaya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, karakter, dan nilai-nilai individu sehingga orang-orang dapat berpartisipasi secara aktif dan produktif dalam kehidupan sosial .

Pendidikan dan Budaya memiliki ikatan unik yang tidak dapat diputus, peran Pendidikan sebagai sarana menghidupkan dan mempertahankan Budaya tercermin dalam hubungan antara Budaya dan Pendidikan. Peran Pendidikan sebagai sarana penyegaran dan transformasi Budaya tercermin dalam hubungan antara Pendidikan dan Budaya

Seperti etika, seni, bahasa, dan adat istiadat diajarkan kepada generasi muda agar mereka dapat memahami dan menerima keberadaan Budaya tersebut. Di sisi lain, Budaya juga mempengaruhi cara pendidikan dilaksanakan. karena disiplin pendidikan akan dipengaruhi oleh prinsip-prinsip yang tertanam kuat dalam Budaya. Dengan kata lain, pendidikan dan Budaya adalah dua hal yang saling berkesinambungan, dimana pendidikan membantu membentuk dan mengangkat Budaya sementara Budaya memberikan konteks dan makna.

Saat ini banyak inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini kemendikbudristek untuk mengelaborasi antara pendidikan dan kebudayaan. Seperti Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 memiliki tujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memajukan kebudayaan Indonesia agar nyata. Pada dasarnya, UU ini menginginkan agar kebudayaan Indonesia tidak hanya dilindungi dan dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

Salah satu contoh pengadaan Beasiswa bagi para Pelaku Budaya yang ada di indonesia, Beasiswa yang memiliki skema Pelaku Budaya adalah Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang di kelola oleh Kemendikbudristek melalui pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dalam buku Panduan Beasiswa BPI salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualifikasi calon Guru Menengah Kejuruan, Pelaku Budaya, calon Dosen Perguruan Tinggi Baru, Dosen, Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Negeri.

Pada bulan Mei 2024 Beasiswa BPI membuka pendaftaran untuk calon penerima beasiswa dan salah satu Skema beasiswa yang paling banyak di tunggu adalah Skema Pelaku Budaya. Banyak Pelaku Budaya yang mengantungkan harapannya pada penerimaan beasiswa BPI untuk melanjutkan pendidikannya dari S1, S2, sampai S3.

Tepat 10 Oktober 2024 kemarin pengumuman untuk beasiswa BPI khusus Dalam Negeri di umunkan melalui akun media sosial Instagram BPI dan sampai saat tulisan ini dibuat penulis tidak mendapatkan informasi terkait bahwa ada peserta dari Skema Pelaku Budaya yang lolos pada penerimaan beasiswa BPI Dalam Negeri jikalaupun ada mungkin bisa mengomentari tulisan ini agar menjadi data bahwa ternyata ada yang berhasil lolos dari Skema Pelaku Budaya sehingga para pendaftar dari Skema Pelaku Budaya tidak lagi merasa termarjinalkan dari kebijakan penyelenggara Beasiswa.

Dari kondisi ini alhasil banyak spekulasi yang beredar bahwa kemungkinan besar Skema Pelaku Budaya dihapuskan dipertengahan jalan tanpa adanya pemberitahuan yang jelas. Banyak kekecewaan yang di rasakan oleh para pendaftar Skema Pelaku Budaya dapat dilihat dari komentar di akun Instagram BPI.

Banyak yang menyayangkan dari kejadian tersebut di karenakan sudah banyak orang yang berkorban untuk bisa melanjutkan pendidikannya menggunakan beasiswa namun kenyataanya mereka tidak lolos tanpa alasan yang jelas, banyak juga komentar yang merujuk pada konteks bahwa para Pelaku Budaya sudah tidak lagi dianggap penting oleh Pemerintah.

Sebenarnya yang paling banyak di sayangkan oleh para pendaftar adalah kurangnya informasi yang jelas tentang beasiswa BPI dari jadwal pengumuman serta alasan mereka tidak di terima sebagai awardee, serta adanya pemangkasan jumlah kuota penerimaan tanpa pengumuman pada tahun ini yang mulanya saat pengelola Beasiswa BPI mengsosialisasikan mereka menyatakan bahwa adanya penambahan kuota pada tahun ini, namun faktanya terbalik.

Dan sampai saat ini belum ada informasi yang jelas mengapa para pendaftar Beasiswa Pelaku Budaya tidak diloloskan. Para pendaftar mengharapkan adanya informasi yang akurat serta penjelasan langsung dari pihak pengelola Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) atas kejadian tersebut.

Sebagai penutup, peristiwa ini menimbulkan rasa kecewa dan ketidakadilan di kalangan pelaku budaya yang telah menaruh harapan besar pada Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) untuk melanjutkan studi mereka. Ketidakjelasan informasi serta minimnya sosialisasi terkait penerimaan beasiswa, khususnya pada skema Pelaku Budaya, menambah kekhawatiran bahwa sektor kebudayaan, yang selama ini dianggap kurang mendapat perhatian dari pemerintah, kini semakin terabaikan.

Peran pelaku budaya sangat krusial dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat memberikan penjelasan yang jelas serta mempertimbangkan kembali kelanjutan skema beasiswa ini. Hal ini tidak hanya penting untuk kepentingan pendidikan pelaku budaya, tetapi juga untuk memastikan kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Dengan komunikasi yang lebih baik dan kebijakan yang lebih tegas, diharapkan masyarakat dapat merasa dihargai dan diberdayakan dalam upaya memajukan kebudayaan bangsa.

Dalam tulisan ini sama sekali tidak ada unsur untuk mengadu domba antara pihak penyelenggara dan pihak pendaftar namun semoga dalam tulisan ini bisa menjembatangi agar masalah yang seperti ini bisa secepatnya di selesaikan oleh pihak penyelenggara mengingat kami para pendaftar BPI sudah melakukan perkuliahan sejak awal bulan Agustus.